Saturday, October 31, 2009

Keamanan Lautan Nusantara

Sudah waktunya bahwa “Keamanan Lautan Nusantara” dijadikan prioritas utama.
Malah seyogiaya nanti dibentuk suatu Lembaga Pemerintah yang menangani “KLN” ini, dimana semua unsur ke-Maritman Indonesia d-ikut sertakan.
Tentunya dimulai dari TNI-AL, TNI-AU, Polri, DepHub juga Perusahaan Pelayaran Nusantara.

Peranan Pelayaran Nusantara dapat berupa peranan pasif maupun aktif. Pasif hanya sebagai “mata” Lembaga KLN ini, dengan mengirimkan data-data keberadaan kapal-kapal selam maupun kapal induk yang dilihat dalam pelayarannya. Dengan demikian Lembaga KLN dapat mengikuti perjalanan kapal-kapal ini.
Dengan anggapan bahwa kapal-kapal itu bertenaga nuklir. Sehingga kalau terjadi musibah (dimana sangat langka) Lembaga KLN tahu pasti dimana-mananya. Dengan demikian dapat segera memberitahukan kepada para penjabat setempat untuk segera memberikan keterangan jelas serta bersiap-siap untuk mengungsikan penduduk ke daerah yang aman.

Perusahaan Pelayaran Nasional juga dapat ikut aktip dengan mendidik abk untuk dilatih sebagai perajurit, sehingga sewaktu-waktu dapat “dipanggil” untuk tugas khusus dalam usaha Pengamanan Lautan Nusantara. Apakah abk-nya saja atau bersama kapalnya. Apalagi kalau kapalnya jenis kapal HSV.( Baca srtikel” Kapal apa kiranya yang cocok untuk lautan Nusantara”)

Dengan memasang alat komunikasi dengan satelit, kapal-kapal layar juga dapat dijadikan “mata dan telinga” Lembaga KLN ini.
Juga pembangunan Mercu Suar dipulau-pulau yang terluar sangat membantu dalam
usaha ini. Keadaan fisik memang berfungsi sebaga Mercu Suar, namun dilengkapi dengan teropong electronic yang dapat memotret secara mendetail dari kapal yang mencurigakan dan langsung keterangan ini disampaikan ke Lembaga KLN untuk dikaji lebih lanjut.

Dengan kemajuan teknologi sekarang ini , pengadaan tenaga listrik untuk “Mercu Suar” ini dipulau terpencilpun dapat dipenuhi dengan pemakian Tenaga Surya atau Tenaga Angin atau arus pasang surut.
Sebagai tenaga pengoperasian Mercu Suar ini, diberikan prioritas bagi penduduk setempat. Juga keperluan bahan makanan membeli dari penduduk setempat.

Juga untuk pengintaian atau sebagai usaha menakuti kapal yang melanggar perairan Nusantara, perlu TNI-AU diikut sertakan dengan mengirim peswat tempur untuk membayangi. Tentunaya diperlukan Lanud yang terdekat. Pemerintah harus membangun “kapal Induk” untuk pesawat tempur ini untuk terbang dan mendarat.
“Kapal Indiuk” ini adalah khas Indonesia. Lanud di-bangun dipulau-pulau tertentu, silahkan pilih dari 10,000 pulau. Kapal Induk ini jauh lebih murah, tak perlu tenaga nuklir. Lanud ini juga dengan teknoligi terakhir, dapat berdiri sendiri. Dapat mempunyai pembangkit Tenaga Listrik seperti disebutkan diatas atau Tenaga Diesel dengan BBM-nya minyak jarak. Penduduk diajari dan diberi bibit pohon jarak, juga diberikan pendidikan dalam memproses biji jarak menjadi minyak.

Lanud membeli minyak jarak dari penduduk, membeli pesediaan makanan dari penduduk. Listrik disalkurkan kerumah penduduk.
Kalau minyak jarak berlimpah-limpah, dibangun Dermaga untuk kapal patroli TNI-AL untuk singgah mengisi BBM.

Jadi boleh dikatakan, KLN menunjang akan kesuburan Indomaritimnomics.
Indomaritimnomics menaikkan taraf kehidupan penduduk dipulau-pulau terpencil.
Memprioritaskan Kamanan Lautan Nusantara (KLN) sama dengan memprioritaskan dalam usaha menaikkan taraf kehidupan penduduk dipulau-pulau terpencil.

MangSi

No comments:

Post a Comment