Saturday, February 28, 2009

Kapal Layar Kayu Warisan Nenek Moyang



Warisan nenek moyang ini hanya dapat dijaga kelanggengannya dengan usaha melindungi hutan dimana pohon untuk pembangunan kapal kayu itu tumbuh.
Hutan ini harus dijadikan “hutan lindung”. Hanya pohon yang cukup umurnya boleh di tebang dan dijadikan kayu. Itupun, kalau kayunya diperuntukkan bagi pembangunan kapal layar kayu.


Kapal Layar Mesin dan kapal layar penangkap ikan lepas pantai tidak dibenarkan untuk memakai kayu khusus ini. Harus dicari atau dialihkan bahannya ke kayu lain atau ke bahan reinforced fiber glass, misalnya.


Warisan nenek moyang ini akan langgeng mengarungi lautan Nusantara, kalau cukup banyak Kapal-kapal layar kayu yang menghubungkan satu pelabuhan dengan pelabuhan lainnya di seluruh Nusantara.


Kapal layar kayu, harus diberikan kelonggaran dalam mengurangi ongkos-ongkos pengoperasiannya. Mungkin dengan membebaskan pajak, pembayan yang rendah kalau sandar didermaga untuk waktu tertentu. Lewat waktu tertentu baru dikenakan pembayaran.


Diusahakan dalam usaha bongkar muat memakai derek didarat, ongkos menyewa derek ini dibebankan kepada sipengirim barang atau sipenerima barang. Peraturan untuk tidak memakai alat-alat derek dipelabuhan kapal layar ini, sudah kolot dan harus ditiadakan. Juga pemakaian alat-alat pembantu bagi buruh harus dijajagi. Mengganti cara buruh yang mengangkut karung-karung diatas pundaknya., serta berjalan diatas papan yang menghubungkan kapal dan dermaga. Umpamanya dipikirkan suatu “chute” dari kapal ke darat. Sehingga karung itu dapat jatuh meluncur kedermaga karena tarikan bumi (gravity)


Kapal-Layar Kayu diberikan trayek khusus dalam pelayaran dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Umpanya untuk izin 1 kapal layar mesin namun 5 kapal layar kayu diizinkan melayani rute tersebut.


Kapal Layar Mesin, walaupun dipasang tiang layar dihaluan kapal, tetapi dalam pelayarannya tidak memakai layar sama sekali. Adanya tiang layar itu hanyalah usaha dalam menekan ongkos pajak, agar semurah kapal layar kayu. Lebih banyak Kapal Layar Mesin mengarungi lautan Nusantara, akan menjadi akibat utama dari kepunahan ketrampilan anak buah kapal dalam mengarungi lautan memakai tenaga layar (angin) dimasa depan.
Dalam dunia krisis energy, kita sudah mempunyai jalan keluarnya. Hanya sekarang perlu dipikirkan untuk memaksimalkan jalan keluar ini.


Harus ada Bagian dari DepHub untuk meneliti lebih jauh akan keberadaan Kapal Layar Kayu dari segi Historis, maupun dari segi ekonomis dan juga teknis dalam usaha memperpanjang usia kapal layar kayu. Mungkin coating bagi lambung kapal yang cocok dan membuat kayu menjadi lebih kuat serta tahan air laut. Pemakaian alat-alat navigasi yang mutakhir, penerimaan berita cuaca bagi seluruh Kapal Layar Kayu, terutama ramalan arah angin
.


Pembangunan pelabuhan baru atau memperbaiki pelabuhan yang sudah ada khusus bagi kapal-kapal layar kayu, perlu dilaksanakan secepatnya.


MangGih

Friday, February 20, 2009

Tulisan selanjutnya

Akan berusaha dalam tulisan selanjutnya mengenai kapal layar dari segi design.
Juga akan ditulis mengenai kapal layar mesin.
Kapal barang dan penumpang dengan kecepatan tinggi (25-30 knots)
Sebagai Liner Service dalam melayari route:
Belawan-Tg.Priok-Tg.Perak- Makassar.
Tg.Priok-Tg.Perak-Makassar-Menado
Tg.Priok-Tg.Perak-Makassar-Ambon- Banda-Merauke
Tg.Priok-Tg.Perak-Makassar-Ambon-pelabuhan-pelabuhan di pesisir Papua Utara

Akan diusahakan disertai dengan gambar/sketsa dan potret.

Pak Joe

Monday, February 16, 2009

Armada Semut


Saya ingin mengajak kawan-kawan semua untuk menoleh ke Perahu Layar atau kadang kala disebut sebagai Armada Semut.


Mengingat banyaknya jumlah Perahu Layar mengarungi lautan Nusantara, serta menyinggahi pelabuhan-pelabuhan yang tak pernah disinggahi kapal-kapal motor, Armada Semut ini merupakan salah satu pemangku Indomartimnomic.


Pertanyaannya adalah; Apakah Armada Kapal Layar kita ini dibiarkan beroperasi seperti apa adanya sekarang ini, atau perlu diberikan perhatian agar kapal-kapal layar ini disesuaikan dengan kemajuan jaman.


Usaha pertama adalah usaha dalam peralatan Navigasi dan Keselamatan di laut.
Dengan adanya satelit yang dioperasikan oleh LAPAN, bagaimana caranya agar satelit yang beredar diangkasa yang peluncurannya dibiayai Negara, juga dapat dinikmati oleh para operator kapal layar.
Dengan arti kata lain, kapal layar yang berlayar dilautan Nusantara sudah sewajarnya dilengkapi dengan peralatan navigasi memakai satelit.


Juga akan peralatan Keselamatan di laut. Seperti lampu-lampu untuk dinyalakan pada malam hari, dan peralatan komunikasi dengan satelit dalam keadaan darurat (memancarkan SOS secara automatis). Juga alat rambu dalam hal ini radio rambu untuk keperluan SAR.


Komuniksai tentang keadaan cuaca, yang disiarkan secara berkala oleh Lembaga Meteorology dalam hal mengramalkan keadaan cuaca. Siaran ramalan cuaca ini dapat diterima dengan gampang oleh setiap kapal layar yang berlayar dilautan Nusantara.


Pengadaan tenaga listrik di kapal-kapal layar. Listrik untuk dipergunakan sebagai tenaga yang dipakai untuk keperluan alat navigasi serta alat komunikasi. Tentunya juga untuk penerangan dan menjalankan peralatan listrik lainnya. Peralatan listrik seperti, alat untuk memasak nasi, memanaskan makanan dan juga peti es untuk menyimpan bahan makanan anak buah kapal layar.
Dan kalau tenaga dan ruangan memungkinkan, juga untuk menjalankan alat pendingin peti es dipalkah untuk menyimpan muatan ikan segar untuk dipasarkan di pelabuhan dikota besar.


Mungkin dengan peralatan electonic yang canggih ( computerized system), alat untuk mengukur kecepatan angin, serta memperhitungkan posisi layar untuk mendapatkan tiupan angin yang semaksimal mungkin.


Penelitian mengenai lambung kapal. Perlu dicoba bahan-bahan lain selain kayu untuk dipakai sebagai lambung kapal, misalnya re-inforced fiberglass atau aluminum.


Mendesign lunas kapal. Mungkin lunas berganda (catamaran), selain menaikkan kecepatan kapal juga dapat diciptakan ruangan muatan yang rata dan besar, sehingga dapat dipakai untuk mengangkut peti kemas yang ukurannya disesuaikan dengan keadaan fisik pelabuhan muat maupun pelabuhan bongkar.


Penelitian mengenai layar perlu juga dijajagi. Bahan layar umpamanya, meneliti bahan yang ringan, kuat dan tahan lama. Juga karena panjang kayu untuk tiang layar yang terbatas, perlu juga untuk meneliti bahan baru yang ringan, kuat dan cukup tinggi. Mungkin tiang aluminum umpamanya. Dengan penelitian layar, serta tiang layar yang lebih tinggi, memungkinkan untuk menampung tiupan angin yang semaksimal mungkin. Dengan artikata lain, kecepatan kapal layar akan bertambah. Dengan ketinggian tiang layar yang lebih tinggi, serta luas layar yang lebih lebar, memungkinkan untuk membangun kapal layar, akan membuka jalan pembangunan kapal layar baru dengan tonnage yang lebih besar. Berarti daya muat barang akan bertambah, penghasilan dari tarif mengangkut barang akan naik tentunya.


Dengan kemungkinan dapat membangun kapal layar yang lebih besar, tentu diperlukan tenaga penggerak mesin. Tertama dalam usaha masuk dan keluar pelabuhan atau dalam keadaan darurat. Namun dengan menambah tenaga penggerak kapal dengan mesin, jangan sampai keahlian berlayar dilautan Nsantara dengan layar bagi abk menjadi kendor.


Juga jenis mesin perlu diteliti. Diutamakan jenis mesin yang paling irit bahan bakar. Apakah mesin diesel yang langsung mengerakkan baling-baling atau mesin diesel- generator listrik dan motor listrik yang menggerakkan baling-baling. Untuk memudahkan dalam merapat dan melepas dari dermaga apa perlu dipakai motor listrik yang menjadi satu dengan baling-baling dan unit ini dipasang didalama air.. Motor listrik dan baling-baling dapat berputar 360 derajat.


Pembuatan kapal layar akan tetap dapat berjalan dengan baik, asal ada bahan kayu yang cukup untuk pembangunan kapal baru. Namun kalau keahlian berlayar dengan layar menurun, karena pemakaian mesin, industri kapal layar akan mati suatu waktu karena tidak ada anak buah kapal yang cukup trampil berlayar dengan layar. Lambat laun, warisan nenek-moyang kita akan keahlian berlayar dengan layar akan punah. Juga harap diingat, kejadian dimana harga bbm yang mahal, tidak akan banyak pengaruhnya kalau kapal layar itu berlayar dengan tenaga angin sebanyak mungkin selama perjalanan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Dan tidak terlalu besar mengandalkan kepada tenaga mesin dalam pelayarannya.


Mungkin suatu waktu, karena cukup peralatan navigasi dan peralatan keselamatan dilaut, serta dengan design baru dapat ditambahkan ruangan penumpang. Dengan demikian dapat mengangkut barang dan penumpang. Suatu pintu baru dalam usaha turisme. Berlayar di lautan Nusantara tanpa ada bunyi mesin. Yang didengar hanyalah suara layar dihembus angin, dan tidur dialam terbuka, langit penuh dengan bintang-bintang berkelipan.



Mungkin untuk membangun kapal barang bermesin memerlukan biaya puluhan juta USD untuk satu kapal.
Kalau ongkos yang sama dapat membangun puluhan kapal layar yang modern dan efficient, tentunya lebih baik menambah puluhan kapal layar itu dari pada menambah satu kapal barang bermesin.


Juga dunia perbankan harus lebih berani untuk mengucurkan pinjaman ke Industri Pelayaran Nusantara. Pinjaman untuk membangun kapal baru, kapal layar atau kapal layar mesin atau kapal barang bermesin besar. Menamakan diri Negara Bahari, namun pinjaman Bank yang dikucurkan ke dunia Maritim Indonesia hanya 0.9 % (Kompas May/08).


Indomaritimnomic……akan berkembang kalau kita benahi dahulu apa yang tertulis diatas.


1. Uluran tangan Pemerintah sangat diperlukan. ( Dalam pembangunan Pelabuhan baru maupun pembaharuan Pelabuhan yang sudah ada). Juga dalam pelatihan anak buah kapal berlayar memakai tenaga angin.
2. Campur tangan Perbankan harus lebih banyak.
3. Research dan Development akan kapal-kapal yang cocok untuk Pelayaran Nusantara ( kapal bermesin dan/atau Kapal Layar).
4. Bantuan dari luar neger iterutama dari Negara Maju harus dijajagi dalam mencari dana Pembuatan Kapal Baru. Apakah itu berupa Grant, Soft Loan dengan angsuran dalam jangka waktu yang lama.


Point 1 s/d 4 diatas merupakan prioritas pertama, dari Pemerintah serta Industri Pelayaran Nusantara.


Bahasa Indonesia mempersatukan Bangsa, memudahkan berkomunikasi.


Pelayaran Nusantara mempersatukan Bangsa, memudahkan berpergian antar pulau.




pak Joe