Saturday, October 31, 2009

Keamanan Lautan Nusantara

Sudah waktunya bahwa “Keamanan Lautan Nusantara” dijadikan prioritas utama.
Malah seyogiaya nanti dibentuk suatu Lembaga Pemerintah yang menangani “KLN” ini, dimana semua unsur ke-Maritman Indonesia d-ikut sertakan.
Tentunya dimulai dari TNI-AL, TNI-AU, Polri, DepHub juga Perusahaan Pelayaran Nusantara.

Peranan Pelayaran Nusantara dapat berupa peranan pasif maupun aktif. Pasif hanya sebagai “mata” Lembaga KLN ini, dengan mengirimkan data-data keberadaan kapal-kapal selam maupun kapal induk yang dilihat dalam pelayarannya. Dengan demikian Lembaga KLN dapat mengikuti perjalanan kapal-kapal ini.
Dengan anggapan bahwa kapal-kapal itu bertenaga nuklir. Sehingga kalau terjadi musibah (dimana sangat langka) Lembaga KLN tahu pasti dimana-mananya. Dengan demikian dapat segera memberitahukan kepada para penjabat setempat untuk segera memberikan keterangan jelas serta bersiap-siap untuk mengungsikan penduduk ke daerah yang aman.

Perusahaan Pelayaran Nasional juga dapat ikut aktip dengan mendidik abk untuk dilatih sebagai perajurit, sehingga sewaktu-waktu dapat “dipanggil” untuk tugas khusus dalam usaha Pengamanan Lautan Nusantara. Apakah abk-nya saja atau bersama kapalnya. Apalagi kalau kapalnya jenis kapal HSV.( Baca srtikel” Kapal apa kiranya yang cocok untuk lautan Nusantara”)

Dengan memasang alat komunikasi dengan satelit, kapal-kapal layar juga dapat dijadikan “mata dan telinga” Lembaga KLN ini.
Juga pembangunan Mercu Suar dipulau-pulau yang terluar sangat membantu dalam
usaha ini. Keadaan fisik memang berfungsi sebaga Mercu Suar, namun dilengkapi dengan teropong electronic yang dapat memotret secara mendetail dari kapal yang mencurigakan dan langsung keterangan ini disampaikan ke Lembaga KLN untuk dikaji lebih lanjut.

Dengan kemajuan teknologi sekarang ini , pengadaan tenaga listrik untuk “Mercu Suar” ini dipulau terpencilpun dapat dipenuhi dengan pemakian Tenaga Surya atau Tenaga Angin atau arus pasang surut.
Sebagai tenaga pengoperasian Mercu Suar ini, diberikan prioritas bagi penduduk setempat. Juga keperluan bahan makanan membeli dari penduduk setempat.

Juga untuk pengintaian atau sebagai usaha menakuti kapal yang melanggar perairan Nusantara, perlu TNI-AU diikut sertakan dengan mengirim peswat tempur untuk membayangi. Tentunaya diperlukan Lanud yang terdekat. Pemerintah harus membangun “kapal Induk” untuk pesawat tempur ini untuk terbang dan mendarat.
“Kapal Indiuk” ini adalah khas Indonesia. Lanud di-bangun dipulau-pulau tertentu, silahkan pilih dari 10,000 pulau. Kapal Induk ini jauh lebih murah, tak perlu tenaga nuklir. Lanud ini juga dengan teknoligi terakhir, dapat berdiri sendiri. Dapat mempunyai pembangkit Tenaga Listrik seperti disebutkan diatas atau Tenaga Diesel dengan BBM-nya minyak jarak. Penduduk diajari dan diberi bibit pohon jarak, juga diberikan pendidikan dalam memproses biji jarak menjadi minyak.

Lanud membeli minyak jarak dari penduduk, membeli pesediaan makanan dari penduduk. Listrik disalkurkan kerumah penduduk.
Kalau minyak jarak berlimpah-limpah, dibangun Dermaga untuk kapal patroli TNI-AL untuk singgah mengisi BBM.

Jadi boleh dikatakan, KLN menunjang akan kesuburan Indomaritimnomics.
Indomaritimnomics menaikkan taraf kehidupan penduduk dipulau-pulau terpencil.
Memprioritaskan Kamanan Lautan Nusantara (KLN) sama dengan memprioritaskan dalam usaha menaikkan taraf kehidupan penduduk dipulau-pulau terpencil.

MangSi

Monday, September 7, 2009

Rp. 100 trilyun biaya membangun Jembatan Selat Sunda

===========================



Menurut Berita Antara 1`4 Aug. 2009, ongkos pembangunan JSS Jembatan Selat Sunda) akan memakan ongkos sejumlah Rp.100 Trilyun.
Atau dengan sama dengan sekitar 10 Billions USD.

Menurut berita yang sama pembangunan JSS diperlukan mengingat sekarang ini tercatat 3500 kendaraan, 35.000 orang, 20n uta ton batubara yang melewati kedua pelabuhan. Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Bakauheni di Lampung.
kalau ada ganguan di laut, antrean kendaraan dapat mencapai 10 kilometer.


============================ Antara Aug 14,2009==========================

Kalau kita kesampingkan keinbginan mempunyai "kebanggaan" dengan mempunyai Jembatan Gantung yang terpanjang didunia dan juga "keinginan" nama dicantumkan dalam sejarah bangsa kita, mari kita lihat bila dana sejumlah Rp. 100 trilyun atau $ 10. billions itu kalau dimanfaatkan ke sektor pembanguan lain. Satu sektor pembangunan yang tak akan tercatat sebagai yang "ter......" didunia dan nama pencetus idea tak akan tercatat dalam sejarah bangsa.

Karena NKRI adalah Negara Kepulauan, marikita bandingkan kalau dana itu dipakai untuk usaha-usaha dunia Pelayaran Nasional

Kita mulai dengan mengoperasikan Kapal Ferry dengan kecepatan tinggi ( 30 knots), yang menghubungkan kedua pelabuhan ini.
Kapal Ferry dengan ukuran : L = 331 feet; Beam = 87 Ft; Draft 14 ft; dispalacement 2110 tons; range = 1240 nautical miles on 33 knots speed; dengan kapasitas penumpang 1000 orang dan ruang muatan untuk 100 mobil dan 30 trailers ukuran 40Ft.
Engine 4 x Caterpillar each 7200 KW at1050 rpm. ). tangki bbm : 160.000 liters atau tangki bbm jarakjauh: 240.000 liters. Dapat mencapaikecepatan 33 knots.
Dengan kecepatan rata-rata 25 knot saja, perjalanan Merak-Bauheni dapat ditempuh dalam waktu 2 - 3 jam.
Tempat duduk dengan kursi seperti di pesawat dapat dipasang sampai 1200 kursi. Lounge dan cafeteria ditiadakan.

3500 kendaraan dapat diangkut dalam waktu 30 jam. Kalau dua Ferry diperasikan, dalam waktu satu hari dapat terangkut semua.
Demikian juga penumpang yang sejumlah 35.000 orang dapat diseberangkan dalam waktu satu hari setengah oleh dua kapal Ferry dengan kecepatan 25 knots perjam.
Satu Kapal Ferry jenis ini harganya antara $50 sampai $65 Juta USD. Jadi dua kapal Ferry hanya dengan harga kurang lebih 150 Juta USD. Taroklah 100 Juta USD untuk perluasan serta pembangunan dermaga Ferry di kedua pelabuhan ini. Baru berjumlah 250Juta USD. Kita keluarkan 100 Juta USD lain untuk pembanguan pelabuhan barang-barang ekspor. Dengan dermaga dan kedalaman yang cukup dalam untuk kapal-kapal "Ocean Going vessels" merapat diatas 15.000 tons bobot mati. Kapal-kapal break bulk atau kapal peti kemas feeders.
50 juta USD untuk pembangunan pelabuhan batubara curah. 20 Juta USD untuk pembelian kapal bulk carrier pengangkut batubara curah dengan umur 5 tahun, dapat membeli kira-kira 10 kapal dari 1000- 1500 tons. 20juta tons batubara kalau diangkut dengan truck melewati JSS, suatu hal yang sama sekali tidak masuk akal sehat.
Total jenderal 420 Juta USD, dibulatkan menjadi 450 Juta USD. (utk modal kerja). Dari 10 Billions USD baru terpakai 450 Juta USD, masih banyak sisa.

Mumpung ada dananya, kita beli 3 kapal HSF (high Speed Ferry) dengan kecepatan 33 knots, mengangkut penumpang 1000 orang dan kendaraan trailers melayari jalu "ekonomi pemerataan", yaitu : Belawan- Tg.Priok- Tg.Perak- Makassar - Ambon - Jayapura.p.p.
3 x 70 Juta USD sama dengan 210.Juta USD. Kemudian kita kucurkan dana sejumlah 40 Juta USD untuk meng-'Up-grade" dermaga Ferry dipelabuhan-pelabuhan tersebut diatas. Belum juga mencapai angka satu billion. 300 Juta untuk membeli Kapal Ferry ukuran kecil dan kapal break bulk umur 5 - 10 tahun ukuran 500 tons-3000 tons ( kapal jenis break bulk ini dapat dibeli dengan harga dibawah satu juta satu kapal), dengan kecepatan 15 - 18 knots dengan kedalaman kurang dari 3 meter (dengan muatan sarat) untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kecil dan pelabuhan-pelabuhan di Sungai-sungai. DAri 300 juta USD ini, dialokasikan juga untuk meng-"up grade" pelabuhan-pelabuhan lainnya.

Dengan investasi 1 billion USD, dunia pelayaran Nasional akan menjadi kebanggaan Bangsa. Dan rakyat dipulau-pulau kecil akan ikut mencicipi "kebanggaan" ini dengan naiknya taraf hidup mereka. Paling tidak sembako tersedia.

Kalau pemimpin kita mendalami arti dari Indomaritimnomics, yang dibangun bukan proyek mercua suar seperti JSS ini, bangunlah mercu-mercu suar di pulau-pulau terpencil, terutama dipulau-pulau pinggiran wilayah NKRI. Disamping sebagai pandu kapal-kapal yang berlayar, juga sebagai "mata" dalam usaha pertahanan Nasional. Setiap Mercu Suar dilengkapi dengan teropong electronic serta komunikasi via satelit. Ini dapat terlaksana karena masih ada dana sisa dari "impian" JSS sebesar 9Billions USD.
Rupanya Tsunami yang menimpa Aceh serta gempa bumi minggoyang Tasikmalaya minggu yang lalu dilupakan !

Tuesday, September 1, 2009

Jenis KapalPelayaran Nusantara di masa depan





Kapal Pelayaran Nusantara dimasa yang akan datang.
=======================================

E-Ship
Kapal jenis E-ship ini dibangun di galangan kapal Lindenau GmBH, Kiel, Jerman. Kapal ini adalah pesanan perusahaan terkemuka di bidang energy angin, Enercon perusahaan berkedudukan di Jerman. Perletakan lunas dilakukan pada tanggal 2 Aug. 2008. Dan diharapkan pembangunan kapal ini selesai pada akhir tahun 2009.

Perusahaan Enercon memesan kapal ini ialah dengan tujuan bahwa ada kemungkinan untuk menurunkan jumlah CO2 yang dibakar oleh mesin induk kapal dan juga untuk membuktikan bahwa penghematan bbm dapat terlaksana. Dengan demikian dapat menekan ongkos bbm.
Untuk tujuan ini, kapal E-ship ini dilengkapi dengan mesin induk diesel yang pembakaran bbmnya sangat efficient. Kemudian ditambah dengan membangun sepasang Menara Rotor di haluan dan sepasang Menara Rotor di buritan kapal.
Diantara kedua pasang Menara Rotor ini, adalah palkah-palkah yang dapat memuat muatan sebear 20.500 Cubic meter.
Ketinggian Menara Rotor ini ialah 25 meter, dengan garis tengah dari 4 meter. Rotor-rotor dipasang tegak lurus didalam menara itu. Bahan yang dipakai adalah bahan yang kuat dan ringan. Dua pasang Menara Rotor ini adalah tenaga penggerak kapal tambahan, memanfaatkan angin yang menghembus.

Rotor-rotor bekerja berdasarkan prinsip dari "Magnus effect", diambil dari nama seorang physicist Jerman Gustav Magnus.
Konsep Menara Rotor sebagai tenaga penggerak kapal telah dibuktikan oleh Anton Flettner yang membangun kapal di tahun 1922 dan berlayar dari Eropah ke Amerika di tahun 1924.
Keistimewaan kapal jenis E-ship ini ialah, badan kapal di bawah dan diatas permukaan air laut dirancang sedemikian rupa agar "gesekan" dengan udara dan air laut dibuat seminim mungkin.

Kapal jenis E-ship ini, dengan panjang 130 meter, lebar 22.5 meter serta kedalaman 6 - 9 meter. Berbobot mati sebesar 10.500 Ton.
Berkecepatan 17.5 knot per jam. Mesin induknya 2 x 3.500 KW.
Merlihat besar bobot mati kapal ini (10.500 ton) dan kedalaman 6 - 9 meter, dapat dikatakan kapal jenis E-ship ini terlalu besar serta kedalaman yang mungkin hanya beberapa pelabuhan besar di Nusantara saja yang dapat disinggahi.
Mungkin sebagai kapal Samudra dekat, seperti ke Hongkong, Korea atau Jepang kapal jenis ini mungkin cocok. Namun karena jenis muatan ekspor negara kita, kemungkinan besar harus di pasang "tween deck" atau "douible tween deck" dan juga tangki untuk muatan cair.

Namun yang kita pegang ialah konsep bahwa kapal jenis E-ship ini mempunyai mesin induk yang pembakarannya sangat efficeint dan perlengkapan dua pasang Menara Rotor, dalam usaha mengirit bbm dan mengurangi polusi udara. Pengiritan bbm dapat mencapai 30percent.


AUSTAL Catamaran/Trimaran.

Austal perusahaan galangan kapal di Brisbane, Australia pembangun kapal Ferry dengan kecepatan tinggi. Kapal Ferry dua lunas (Catamaran) dengan kecepatan tinggi ini dicharter oleh US Navy selama 2 tahun. Kapal ini diberi nama HSV-!. Dicoba mengangkut pasukan Marinir lengkap dengan persenjataan dan alat-alat pengangkutan dan Tank Amphibi dari Okinawa ke Jepang. Juga dari Okinawa ke Thailand. Dan yang terakhir mengangkut pasukan Marinir dari Jibouti ke Teluk Persia. Dalam perjalanan dari Jibouti keTeluk Persia hanya memakan waktu 30 jam. Padahal kalau memakai kapal pengangkut pasukan jenis biasa memerlukan waktu 2 hari lebih. Kapal Ferry Catamaran buatan Austal ini sangat mengesankan US Navy.

Kemudian Austal membangun kapal dari jenis yang sama namun memakai tiga lunas (Trimaran). Setelah mengalami coba uji yang berhasil dengan baik, US Navy memesan jenis Kapal Ferry Trimaran untuk membangun armada kapal-kapal yang disebut LIttoral Fleet. Kapal-kapal yang dioperasikan tidak jauh dari pantai. Yang dahulunya mengutamakan "Blue water", sekarang berpindah dengan memperkuat pertahanan perairannya serta pantainya sendiri.

Perbedaan yang menyolok antara Trimaran dan Catamaran kapal Ferry ini, ialah bahwa goyangan kapal turun-naik dalam berlayar memecahklan ombak tidak sebesar goyangan kapal Ferry Catamaran. Juga goyangan kesamping ( kiri-kana kapal) menurun. Sehingga lebih menyamankan bagi penumpang, menghindari mabok laut. Dengan arti kata lain stabilitas kapal Ferry Trimaran jauh lebih baik.
Kapal Ferry Catamaran dan Trimaran ini memakai tempat duduk penumpang seperti di pesawat terbang. (recliner seats), dapat dipasang sejumlah 500 kursi. Kapasitas muatan tidak berbeda jauh dengan kapal Ferry Catamaran. Kapal Ferry jenis ini ialah kapal Ro-Ro. Kecepatan kapal Ferry catamaran maupun Trimaran dapat mencapai 45 knots, dengan mesin berganda yang disebut "water jets". Dan yang penting kedalaman kapal jenis ini hanya 3 meter. Dan tonnage sekitar 2000 Ton.

Keuntungan lain dari segi kepentingan militer ialah , karena tiga lunas mempunyai ukuran lebar yang cukup luas dalam membangun landasan helikopter. Landasan helikopter dibangun diatas anjungan. Dan karena jarak yang tinggi dari pernmukaan laut, serta goyangan kapal yang rendah percikan air laut tidak sampai di landasan helikopter ini. Ini adalah suatu keuntungan dalam pemeliharaan mesin-mesin helikopter dari gangguan air laut.


Kapal Pelayaran Nusantara masa depan.

Konsep E-ship dan Ferry buatan Austal apakah itu Catamaran atau Trimaran dapat menjadi bahan untuk diteliti lebih lanjut. Dari kedua konsep ini, kemungkinan dapat melahirkan jenis kapal-kapal Pelayaran Nusantara yang cocok dengan keadaan setempat.
Cocok dilihat dari kedalaman, bongkar muat yang cepat dan gampang. Keluar masuk trailers dari perut kapal melalui jembatan dari buritan langsung ke dermaga. Derek-derek bongkar muat di dermaga maupun gudang-gudang yang besar tidak diperlukan
Yang penting lapangan luas yang diaspal untuik memarkir traikers ini atau muatan-muatan kendaraan lainnya.

Hanya satu yang penting untuk dipikirkan kalau pemakaian kapal-kapal Ferry buatan Austal ini untuk dipakai dalam pelayaran Nusantara, ialah badan kapal ini semuanya dari aluminium. Yang membuat harga kapal ini sangat mahal. Hanya US Navy saja yang sanggup membeli kapal-kapal jenis aluminium ini. Badan kapal dari aluminium ini dperlukan dalam pengiritan dalam ongkos pemeliharaan dan dan juga untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi (45 knots).

Tentunya dalam pelayaran di Nusantara kecepatan setinggi itu (45 knots) tidak diperlukan. Cukup dengan kecepatan 20 - 25 knots max sudah memadai. Membuka kemungkinan untuk membangun kapal jenis Ferry ini dengan bahan baja dikombinasikan dengan ferrocement atau fiberglass untuk bangunan diatas permukaan air.

Kesimpulannya, kapal-kapal yang cocok untuk melayari lautan Nusantara adalah kapal-kapal Ferry Catamaran atau Trimaran dari jenis Ro-Ro, dilengkapi dengan mesin diesel yang pembakarannya sangat efficient serta dipasang Menara-menara Rotor untuk menghemat BBM.

Adalah sangat ideal sekali kalau menara -menara rotor itu dapat dilengkapi dengan alat penyemprot "embun-embun air laut" ke angkasa. Dalam usaha untuk mengurangi "Green house effect" yang menyebabkan Global Warming. Mengingat persoalan "Global Warming " ini adalah masalah internasional, dapat membuka pintu bagi dunia internasional untuk mengulurkan tangan dalam pendanaan pembuatan armada kapal jenis khas Kapal Pelayaran Nusantara. Atau mungkin membangun kapal-kapal jenis ini digalangan kapalnya mereka sendiri dan di "bareboat" charterkan kepada para operator di Indonesia atau sistim hire-purchase.
Dengan demikian membuka stimulus untuk galangan kapal-kapal dinegaranya masing-masing, berarti membuka lapangan kerja bagi buruh-buruh setempat. Dengan kucuran dana dari Pemerintah masing-masing, langsung kepada industri galangan kapalnya.

Kapal-kapal gabungan jenisE-ship dan Catamaran atau Trimaran buatan Austal merupakan kapal yang serba guna.
Penggunaan biasa ialah mengangkut penumpang dan muatan trailers, melayani jalur pelayaran yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar maupun pelabuhan kecil. Express service dari Belawan, Tg.Priok, Tg.Perak, Makassar, Ambon dan Jayapura mungkin saja dapat dilakukan mengingat kecepatan (25 - 30 knots) serta waktu bongkar muat yang cepat.

Untuk keperluan pertahanan dan keamanan, kapal jenis ini dapat megangangkut pasukan berserta perlengkapan dan peralatan. Tank, truck dan peraltan senjata berat dapat dengan mudah, tidak memerlukan waktu yang lama dalam usaha pembongkarannya dipelabuhan tujuan.

Dalam keadaqan menghadapi musibah alam, kapal ini dapat dijadikan sebagai Rumah Sakit Terapung. Cukup dengan memasukkan trailer-trailer kedalam perut kapal. Dimana trailer-trailer ini sudah diperlengkapi dengan peralatan kedokteran. Sebagai ruang bedah (ICU), ruang X-ray, sebagai ruang perlengkapan obat-obatan, atau sebagai ruang "recovery-room".
Trailer yang dilengkapi dengan peralatan untuk dijadikan dapur umum disertai trailer dengan alat pendingin sebagai tempat penyimpanann makanan. Trailer yang diperlengkapi sebagai tempat istirahat dokter dan perawat serta pegawai kesehatan lainnya. Trailer yang dilengkapi dengan alat-alat komunikasi apakah radio atau visual, untuk dapat berhubungan langsung dengan Rumah Sakit dimana ada Dokter-Dokter spesialis.

Kapal jenis ini dilengkapi dengan landasan untuk helikopter. Cocok untuk dijadikan sebagai kapal SAR, dapat disiapkan dalam waktu singkat. Kecepatan yang tinggi merupakan salah satu asset yang penting dalam usaha ini.


Apakah jenis Kapal Pelayaran Nusantara ini akan menjadi cikal bakal Kapal Pelayaran Nusantara khas Indonesia, seperti halnya dengan Kapal Layar Pinisi ???

MangSi

Tuesday, July 7, 2009

"rumah condominium" ikan-ikan dilaut.

Beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel mengenai bagaimana NY MTA membuang gerbong-gerbong kereta api yang sudah tua-tua.
Ternyata gerbong-gerbong ini di bawa kelautan lepas dan ditenggelamkan. Katanya agar menjadi "rumah" ikan-ikan.

Nah, kalau cara ini dtrapkan diperairan Nusantara bagaimana?

Kalu saja dimuali di perairan Laut Jawa dipesisir Pulau Jawa. Kerangka kapal ditenggelamkan mulai dari Banten Utara ke Tg.Priok. Dipilih beberap tempat yang dekat permukiman rakyat dipantai itu. Mungkin dua atau tiga kapal ditenggelamkan disitu. Jarak dari pantai kira-kiranya yang tidak begitu sukar atau begitu jauh untuk dijamgkau oleh perahu nelayan setempat. Namun juga jangan terlalu ketengah sehingga menjadi halangan untuk lalu lintas kapal laut.

Demikian juga sepanjang pantai Tg.Priok sampai Indramyu. Kemudian Indramayu sampai ke Cirebon dan seterusnya sampai di ujung Pulau Madura. Dari ujung Pulau Madura diteruskan ke Nusa Tenggara.

Pertanyaan berikutnya ialah kapal kapal jenis apa kiranya yang aman untuk ditenggelamkan di Laut Jawa ini.

Saya cenderung untuk membeli tanker-tanker tua. Satu-satu tanker tua ini ditarik ke Plebuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak. Di dua pelabuhan ini, kapal-kapal tanker dipreteli. Mungkin dengan memotong bagian buritan kapal. Sisa kapal dipreteli besi-besinya serta alat-alat listriknya. Baja yang diambil sedemikian rupa sehingga kapal tersebut masing dapat mengapung. Kemudian ditarik ke tempat pembuangan. Disitu baru dibuka"chock pengamanan" dan air laut perlahan-lahan masuk sampai kapal itu tenggelam kedasar laut.

Baja-baja yang dipreteli dikapalkan dengan tongkang ke Krakatau Steel di Banten. Alat-alat listrik dapat dipasang dikapal-kapal barang. Setelah dibersihkan dan diperbaiki seperlunya. Alat-alat ini adalah sebagai suku cadang kapal-kapal barang yang mengarungi Lautan Nusantara. Terutama motor-motor listriknya. Generator untuk penerangan listrik. Pompa-pompa memakai tenaga listrik. Motor Jangkar dsb.

Bagian buritan dimana mesin-mesin penggerak berada diusahakan untuk dipasang atau disambung dengan badan kapal yang lebih pendek dari badan kapal tanker. Kapal-kapal ini dapat dipakai untuk mengangkut bongkah-bongkah batubara atau cement secara bulk.
Dengan mengangkut secara bulk, di pelabuhan tertentu muatan cenet bulk ini dibongkar dengan dihisap ke darat. Dan didarat curahan semen ini dibungkus menjadi cement siap untuk dijual. Alangkah idealnya bila Pelabuhan dimana cement ini dbungkus ada disetiap Pulau .

Ambon misalnya, Bitung, Makassar, Balikpapan atau Samarinda, Pontianak , Benoa dan pelabuhan di Nusa Tenggara lainnya.. Juga Pelabuhan-pelanuhan di Papua sebelah Utara dan sebelelah Selatan.

Demikian juga dengan batubara. Bongkah batu bara diolah menjadi pellets sebesar kelerang di pelabuhan bongkar. Kemudian dimasukkan kedalam karung atau karung kertas. Dengan demikian batubara pellets dan karungnya sekaligus dapat dibakar. Mengurangi pencemaran lingkungan. Atau batubara berupa pellets ini diolah lagi menjadi brickets, siap untuk dibakar di dapur-dapir setiap rumah.

Dengan cara ini :
1. Perikanan Laut dapat meluas. Pekerjaan maupun penghasilan nelayan pantai akan naik.
Mungkin, dalam hal ini Anda lebih tahu, bagaimana caranya untuk "mengundang" ikan-ikan untuk tingggal di komplex kapal baja yang ditenggelamkan ini, serrta berkembang biak.

2. Industri baja (JKrakatau Steel) akan sibuk.

3. Galangan kapal akan sibuk dan mempunyai bahan kepingan baja atau mesin--mesin dalam membangun kapal baru atau setengah baru. (stengah baru mengawinkan buritan kapal tanker dengan badan kapal barang)

4. Membuka usaha baru dalam pengapalan secara "bulk".

5. Memmbuka pabrik-pabrik baru diseluruh Nusantara dengan pabrik pengepakan cement.

6. Membuka usaha baru dengan mendirikan pabrik pengolahan batubara pellets menjadi "brickets".

7. Pembagian merata dalam usaha pembangunan Negara dan Bangsa. dan juga pembagian merata dari ekonomi yang dihasilkan oleh usaha-usaha baru ini dari Sabang sampai ke Merauke.

MangSi

Friday, May 29, 2009

Masa depan Kapal Layar Pinisi

Salah satu Perusahaan Pelayaran di Eropah sedang menjajagi pemakaian “payung” yang diikatkan kepada haluan kapal.
Payung ini berupa payung terjun yang dapat diarahkan. (gliding parachute). Berbentuk empat segi panjang dan berkembang luas jauh diatas kapal barang ini. Diberitakan dengan memakai payung ini dapat diraih pengiritan kira-kira 10 % dari pembakaran bbm.

Di tanah air yang kita cintai ini, sudah tersedia warisan nenek moyang kapal-kapal pengangkut barang antar pulau yang tak bermesin.
Ialah Kapal Layar Pinisi.

Sekarang hanya menunggu dikembangkan serta dipermodern peralatan di kapal layar itu.
Serta “research” yang mendalam mengenai bahan yang dapat dipakai sebagai pengganti “kayu Ulin” yang mulai langka itu. Kayu Ulin hanya diperuntukkan untuk pembangunan kapal layar yang dibangun secara tradisionil. Hutan dimana Kayu Ulin tumbuh harus dijadikan Hutan Lindung.

Research dalam “hembusan arah angin” dalam bulan-bulan tertentu serta daerah-daerah tertentu diseluruh Nusantara.
Juga mengenai “luasnya” permukaan layar yang dapat menampung hembusan angin yang dapat menghasilkan kecepatan kapal yang semaksimum mungkin.
Juga mengenai tonnage kapal, apakah dapat diperbesar dengan sendirinya menambah jumlah tiang layarnya disetiap kapal.
Juga apakah dapat diciptakan layar disamping menampung hembusan angin juga menampung sinar matahari (solar panel).
Kemungkinan memasang alat penggerak memakai tenaga listrik (batre) untuk keperluan manuvering di pelabuhan serta keluar mausk pelabuhan.
Kemasan barang muatan yang dikhusukan bagi kapal-kapal layar Pinisi ini. Contoh, sejumlah karung beras atau cement diikat menjadi satu dengan cara diselimuti plastik dan dipasang “sling” untuk memudahkan serta mempercepat usaha bongkar - muat.
Peralatan navigasi yang mutakhir.
Pendidikan abk dengan biaya yang dapat dijangkau masyarakat banyak.

Dengan keadaan fisik pelabuhan di Nusantara ini, Kapal Layar adalah sangat cocok. Pemerintah tidak perlu membangun Pelabuhan kelas dunia, dengan perlengkapan dan peralatan yang serba muthakir dan mahal ( lapangan peti kemas,alat bongkar muat peti kemas, pengamanan peti kemas yang ditumpuk dilapangan dsbnya).

Suatu tantangan baru bagi Perguruan Tinggi Pelayaran di Nusantara.
“sextant” sekarang sudah merupakan barang hiasan di dinding dikantor-kantor Perusahaan Pelayaran. Men-check posisi kapal cukup dengan memijit satu tombol. (GPS dengan memakai satelit).

Pencemaran Lautan

Pencemaran Lautan biasanya diartikan dengan pembuangan sampah dari kapal dilautan lepas, atau pembuangan bbm serta pembuangan barang cair lainnya yang meresap dan ditampung dalam tangki-tangki antara dasar ruang palkah atau kamar mesin dengan dengan "kulit" badan kapal dibawah permukaan laut. Atau bbm yang bocor karena kapalnya karam atau tenggelam.

Baru-baru ini diberitakan bahwa ada 8000 kapal yang terdaftar di Dept. Perhubungan Laut. Walaupun tonnagenya kapl-kapal itu idak melebihi 5000 ton, namun jumlah kapal yang terdaftar ini saja sudah merupakan sumber dari pencemaran laut di Lautan Indonesia.

Apalagi dengan kemajuan teknologi dalam bidang kemasan plastik, air minum maupun makanan, dapat dibayangkan berapa banyak sampah yang dibuang di lautan Indonesia setiap harinya. Belum ditambah dengan kapal-kapal berbendera asing. Apalagi kalau Lautan Indonesia dilayari kapal-kapal pesiar secara teratur menyinggahi pelabuhan-pelabuhan di Nusantara. Dengan kapasitas penumpang ribuan, dapat dibayangkan berapa besar jumlah sampah yang dibuang dilautan lepas.

Kalau kapal yang terdaftar di Dept. Perhubungan Laut itu berawak kapal 25 saja (mungkin lebih), dan seorang abk minum air atau soda satu botol plastik sehari, berarti sampah dari botol plastik ini berjumlah 200,000 botol plastik per hari.

Dengan sendirinya, kalau sampah berupa botol plastik dibuang dilautan, akhirnya akan terdampar dipesisr pulau-pulau Nusantara.
Kalau dipesisir pulau itu ada penghuninya, kemungkinan besar botol-botol itu akan dibersihkan oleh penduduk setempat dan juga kemungkinan besar dipakai kembali sebagai barang kemas. Dengan risiko, kalau ada bacteria penyakit, tanpa disadari akan menyebabkan penduduk pulau itu akan terserang penyakit. Suatu persoalan baru bagi Pemerintah untuk mencegah hal ini. Tentunya diperlukan personel dan dana yang cukup besar. Tambahan akan Perbelanjaan Negara atau Daerah.

Kalau botol-botol itu terdampat di pulau-pulau yang pesisirnyya penuh dengan karang, jelas botol-botol ini untuk ratusan mungkin ribuan tahun yang akan datang akan menempel dikarang itu. Kemungkinan besar akan memperlambat pertumbuhan karang tersebut, yang mana akan mengurangi ikan-ikan disitu karena "habitat"-nya yang mengecil atau rusak sama sekali (karangnya mati).

* Pencemaran lautan bukan saja membuat "kotor" lautan, juga mengakibatkan ikan-ikan atau burung-burung dan tanaman laut (hutan bakau) lambat laun akan punah. Juga kemungkinan besar akan membawa penyakit kepada penduduk yang bertempat tinggal dipesisir pulau-pulau seluruh Nusantara.


Contoh ditasa baru "pengtroran lautan" yang dapat dilihat dengan mata.
Ada hal lain yang merupakan pengotoran lautan yang nomer wahid, ialah kapal-kapal yang melayari lautan Nusantara. Terutama kapal-kapal yang melayari Selat Malaka, Selat Sunda atau Selat Makassar.

Diberitakan bahwa The Guardian Surat Kabar di Inggris melaksanakan suatu "survey" mengneai "Pengotoran Lautan yang tak terlihat dengan mata kepala" yang dimana berita ini dimuat pada tanggal 23 Mei 2009.

Judul dari berita itu adalah sbb:
" 15 Kapal Barang yang terbesar di dunia ini sekarang ini mengeluarkan polusi udara sama dengan seluruh mobil yang ada dipermukaan bumi ini, yaitu sejumlah 780 juta mobil"

Kemudian artikel itu memberitakan bahwa satu kapal raksasa ini per tahunnya mencemarkan udara sama dengan 50 juta mobil.
Pencemaran ini merupakan penyebab dari penyakit "Cancer- asthma"
Bayangkan penduduk yang bertempat tinggal di pesisir Sumatera Utara bagian Timur, Lampung dan Banten, serta Pesisir Kalimantan Timur dan Sulawesi Barat, dan juga Kalimantan Barat dibagian Utara.



Pemegang nama kapal terbesar didunia ini sekarang dipegang oleh Perusahaan Maersk Line. Dimulai dengan Emma Maersk dan akan dibangun 7 kapal lagi serupa kapal Emma Maersk.
Kedelapan kapal itu panjangnya 397.7 Meter dan dapat mengangkut sejumlah 15,000 (linabelasribu!) lebih peti kemas ukuran 20 Ft. dengan kecepatan 25.5 knots ( 47.2 kilometer perjam). Pembangunan kapal barang yang lebih besar lagi ini hanya dibatasi oleh kapasitas dan besar kapal yang dapat melalui Suez Canal.



Bukan saja besarnya kapal yang menjadi andalan menjadi nomer satu didunia perkapalan, juga besarnya mesin penggeraknya.
Emma Maersk digerakkan oleh Mesin Diesel terbesar didunia. Tingginya sama dengan gedung bertingkat lima, dengan jumlah cylinders 14, dua tak mesin ini mengeluarkan tenaga 84.4. MW ( 14,800 daya kuda). Mesin ini membakar 16 ton bbm sejamnya atau 380 tons perhari bila berlayar dilautan lepas.
Kapal-kapal yang berjumlah di dunia 90,000 kapal - ini memakai bbm yang dinamakan "low bunker fuel". Dan mengeluarkan "sulphur" 2000 kali dibandingkan dengan bbm mesin diesel mobil.
90 % jumlah perdagangan dunia (by volume) ini diangkut oleh kapal laut.



Pengaturan akan polusi udara dilautan lepas yang diakibatkan oleh kapal-kapal dagang masih sangat rawan.
BBM yang dipakai oleh kapal-kapal barang ini adalah minyak sisa setelah minyak kasar disuling. Boleh dikatakan sama dengan ASPAL begtu ketalnya kalau dalam keadaan cuaca dingin, orang dapat berjalan kaki diatasnya dengan selamat.
BBM yang dipakai oleh 90,0000 kapal ini adalah minyak yang paling murah dan minyak yang paling banyak mencemarkan udara.
7.29 Juta barrels perhari yang dibakar dan 84 % minyak ini dekspor oleh Saudi Arabia.



Selanjutnya, The Guardian menulis dalam artikel itu sbb:
Dunia pelayaran adalah merupakan pencemar yang paling besar didunia ini.
Didunia ini ada 760 juta mobil, yang mencemarkan udara sejumlah 78,599 tons of Sulphur Oxides (SOx) pertahunnya.
Jumlah kapal yany 90,000 itu membakar kira-kira 370 juta bbm dan mencermarkan udara dengan 20 juta ton Sulphur Oxides.
Sama dengan 260 kali lipat pencemaran udara oleh seluruh mobil didunia.
Sebuah kapal raksasa ini mengeluarkan atau mencemarkan udara dengan 5,200 tosn Sulphur Oxides per tahunnya.
Jadi sejumlah 15 kapal raksasa didunia ini sama dengan pencemaran 760 juta mobil seantero dunia !


Korea Selatan Galangan Kapal STX, menyatakan bahwa mereka sudah menrancang pembangunan kapal raksasa yang dapat memuat 22,000 peti kemas. Panjang kapal ini mencapai 450 meter. Sudah terdaftar direncanakan bahwa ada 3,693 kapal baru yang mempunyai kepanjangnya melebihi 150 meter dimana diharapkan akan selesai dibangun dalam jangka waktu 3 tahun yang mendatang ini.
Untuk kapal-kapal baru ini saja, akan sama dengan jumlah 29 billions mobil di daratan permukaan bumi kita ini.

UN's Inbternational Maritime Organisation (IMO) mengeluarkan laporan tahun 2007 bahwa kemungkinan untuk menurunkan polusi sejumlah 10 % dapat dicapai pada kapal yang sudah beroperasi sekarang ini.
30 sampai 40 % lagi dapat ditrapkan pada kapal-kapal yang akan dibangun. Namun teknologi ini tidak dipakai atau ditrapkan sama sekali karena usaha penurunan polusi ini berdasarkan sukarela.

.

Polusi udara dari mesin-mesin kapal-kapal raksasa ini sudah disinyalir ada sangkut pautnya dengan penyakit pernapasan didaerah-daerah pesisir lautan yang sangat ramai dilalui kapal-kapal barang.
60,000 kematian dini (premature deaths) diseluruh dunia dikatakn disebabkan oleh polusi udara mesin-mesin kapal ini.
IMO, yang mengatur Pelayaran Dunia dengan anggota sejumlah 168 anggota, bulan October yang lalu mengundang-undangkan "standard mengenai bbm yang dipakai kapal-kapal laut. Pada tahun 2020 sulphur dyang dikandung bbbm untuk kapal laut harus dikurangi sampai mencapai 90%. NAmun bbm yang baru ini akan menaikkan harga bbm dua kali daripada bbm yang dipakai sekarang ini.

Karena apa tidak mengalihkan tenaga penggerak kapal-kapal raksasa ini dengan tenaga nuklir ?
Sejak tahun 1955 pemakaian Tenaga Nuklir untuk penggerak kapal sudah dipakai oleh Angkatan Laut.
Sekarang ini ada sekitar 150 kapal yang bertenaga nuklir, sebahagian besar adalah Kapal Selam.
Kapal Induk Angkatan Laut US kelas Nimitz, mempunyai kapsitas tenaga dua kali lipat daripada mesin kapal container raksasa.
Kapal induk jenis ini bertenaga 240,00 hp atau 208 MW. Bukan saja bertenaga besar, kapal induk jenis ini tidak memerlukan "refueling" untuk jangkla waktu 20 tahun. Malah kapal selam kepunyaan Perancis ada yang mampu tidak perlu diperbahauri reaktor nuklirnya sampai 30 tahun. Angkatan Laut AS mempunyai pengalaman lebih dari 5,400 "reactor years" tanpa ada satupun mengalami musibah. Sekarang ini ada 80 kapal bertenaga nuklir dalam Armada Angkatan Laut AS.

Saturday, February 28, 2009

Kapal Layar Kayu Warisan Nenek Moyang



Warisan nenek moyang ini hanya dapat dijaga kelanggengannya dengan usaha melindungi hutan dimana pohon untuk pembangunan kapal kayu itu tumbuh.
Hutan ini harus dijadikan “hutan lindung”. Hanya pohon yang cukup umurnya boleh di tebang dan dijadikan kayu. Itupun, kalau kayunya diperuntukkan bagi pembangunan kapal layar kayu.


Kapal Layar Mesin dan kapal layar penangkap ikan lepas pantai tidak dibenarkan untuk memakai kayu khusus ini. Harus dicari atau dialihkan bahannya ke kayu lain atau ke bahan reinforced fiber glass, misalnya.


Warisan nenek moyang ini akan langgeng mengarungi lautan Nusantara, kalau cukup banyak Kapal-kapal layar kayu yang menghubungkan satu pelabuhan dengan pelabuhan lainnya di seluruh Nusantara.


Kapal layar kayu, harus diberikan kelonggaran dalam mengurangi ongkos-ongkos pengoperasiannya. Mungkin dengan membebaskan pajak, pembayan yang rendah kalau sandar didermaga untuk waktu tertentu. Lewat waktu tertentu baru dikenakan pembayaran.


Diusahakan dalam usaha bongkar muat memakai derek didarat, ongkos menyewa derek ini dibebankan kepada sipengirim barang atau sipenerima barang. Peraturan untuk tidak memakai alat-alat derek dipelabuhan kapal layar ini, sudah kolot dan harus ditiadakan. Juga pemakaian alat-alat pembantu bagi buruh harus dijajagi. Mengganti cara buruh yang mengangkut karung-karung diatas pundaknya., serta berjalan diatas papan yang menghubungkan kapal dan dermaga. Umpamanya dipikirkan suatu “chute” dari kapal ke darat. Sehingga karung itu dapat jatuh meluncur kedermaga karena tarikan bumi (gravity)


Kapal-Layar Kayu diberikan trayek khusus dalam pelayaran dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Umpanya untuk izin 1 kapal layar mesin namun 5 kapal layar kayu diizinkan melayani rute tersebut.


Kapal Layar Mesin, walaupun dipasang tiang layar dihaluan kapal, tetapi dalam pelayarannya tidak memakai layar sama sekali. Adanya tiang layar itu hanyalah usaha dalam menekan ongkos pajak, agar semurah kapal layar kayu. Lebih banyak Kapal Layar Mesin mengarungi lautan Nusantara, akan menjadi akibat utama dari kepunahan ketrampilan anak buah kapal dalam mengarungi lautan memakai tenaga layar (angin) dimasa depan.
Dalam dunia krisis energy, kita sudah mempunyai jalan keluarnya. Hanya sekarang perlu dipikirkan untuk memaksimalkan jalan keluar ini.


Harus ada Bagian dari DepHub untuk meneliti lebih jauh akan keberadaan Kapal Layar Kayu dari segi Historis, maupun dari segi ekonomis dan juga teknis dalam usaha memperpanjang usia kapal layar kayu. Mungkin coating bagi lambung kapal yang cocok dan membuat kayu menjadi lebih kuat serta tahan air laut. Pemakaian alat-alat navigasi yang mutakhir, penerimaan berita cuaca bagi seluruh Kapal Layar Kayu, terutama ramalan arah angin
.


Pembangunan pelabuhan baru atau memperbaiki pelabuhan yang sudah ada khusus bagi kapal-kapal layar kayu, perlu dilaksanakan secepatnya.


MangGih